/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://ani.cursors-4u.net/movie/mov-2/mov138.cur), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ Olaf the Snowman - Disney's Frozen

Selasa, 01 Desember 2015

OnFood


OnFood adalah aplikasi pemesanan makanan dan minuman yang kami batasi hanya di wilayah Telkom University. Tujuan dari aplikasi ini adalah memudahkan pengguna dalam memesan makanan dan minuman dan memajukan bisnis dalam bidang pangan yang dimiliki warga sekitar Telkom University.

Kelebihan dari aplikasi ini adalah dengan sekali klik saja anda sudah bisa mendapatkan makanan dan minuman yang anda inginkan. Pemesanan bisa melalui Line, Whatsapp, BBM, atau SMS.

Aplikasi ini dibuat oleh mahasiswa-mahasiswi Telkom University. Adapun susunan kepengurusannya sebagai berikut:

Direktur                       : Qorina Permata Rizqi
Manager Keuangan     : Nurul Hidayah
Manager Pemasaran    : Rezkinta Alya Diniar
Manager Operasional  : Akmal Makarim Effendi
Manager Pembelian    : Hilman Faturrohman


Untuk kedepannya, jika usaha ini berhasil maka kami berencana untuk meluaskan jangkauan. Kami akan membuat aplikasi yang sama di beberapa universitas dengan tujuan yang sama.

Disconnect






"He can turn on your camera, he can watch you."

Genre : Drama
Durasi: 115 menit
Sutradara : Henry Alex Rubin
Produser : William Horberg, Mickey Liddell, Jennifer Hilton Monroe
Penulis Naskah : Andrew Stern
Aktor /Aktris : 
Jason Bateman, Hope Davis, Frank Grillo, Colin Ford, Alexander Skarsgard, Andrea Riseborough, Michael Nyqvist, Paula Patton, Haley Ramm, Max Theriot, Norbert Leo Butz, Jonah Bobo.

Dibalik kekuatan besar yang ia miliki, ada dua hal yang dapat anda peroleh dari kebebasan yang diberikan oleh internet,  entertainment dan punishment.
Facebook dan twitter sebagai media berkomunikasi, arena “show-off” makanan bernama instagram, sentuh layar dan anda sudah dapat membaca berita tanpa perlu membeli koran, bahkan membeli pakaian dan tiket pesawat tanpa perlu terjebak kemacetan. Tentu sebuah opsi untuk mempermudah hidup, membangun sebuah koneksi yang sangat luas, namun juga punya potensi untuk "memutuskan" koneksi yang sesungguhnya jauh lebih penting, hubungan sosial di dunia nyata.
Disconnect: simple, intens, fokus, disconnect.

It's all about cyber crime. Pertama, Kyle (Max Thieriot), pria dengan kehidupan yang berantakan, bekerja sebagai "model" di sebuah situs sex chat dewasa yang berada dibawah kendali seorang pria bernamaHarvey (Marc Jacobs), melakukan perkenalan dengan user sassy777 yang justru membawanya kedalam masalah. Kyle menjadi objek observasi dari seorang wanita bernama Nina (Andrea Riseborough), seorang reporter yang tertarik dengan masalah perekrutan remaja tunawisma, dan meminta Kyle untuk menjadi narasumber. Berikutnya ada pasangan suami istri, Derek (Alexander SkarsgÃ¥rd) dan Cindy (Paula Patton), pasangan yang mulai renggang pasca kematian anak mereka.  

Karena depresi akibat sikap acuh Derek, Cindy memilih berkonsultasi via chat massanger, namun justru akibat aktivitas tersebut mereka harus kehilangan banyak uang akibat penyadapan data kartu kredit. Karena tidak sabar dengan bantuan polisi bernama Mike (Frank Grillo), mereka mencoba cara lain untuk menemukan pencuri tersebut. Mike sendiri sedang terjebak dalam masalah, berawal dari tindakan anaknya, Jason (Colin Ford), yang membuat akun palsu facebook untuk menipu Ben (Jonah Bobo), pria emo misterius yang rapuh dari keluarga kurang harmonis, anak dari pengacara Rich (Jason Bateman) danLydia (Hope Davis), yang melakukan aksi fatal akibat “something” yang memalukan miliknya tersebar ke seluruh sekolah.



Disconnect adalah sebuah penggambaran yang menarik dari kalimat “hidup anda dapat hancur hanya dengan sebuah klik pada keyboard.” Ini adalah antologi yang tepat guna, mampu mengemas cyber crimeyang menjadi nafas utamanya dengan memikat, membangun dengan baik tiga kisah untuk menopang penyampaian pesan utama yang ia punya, dan mungkin menjadi tolak ukur keberhasilan yang telah ia canangkan sejak awal. Ada pencurian identitas, penipuan online, pornografi anak, serta cyber bullying, saling bahu untuk menunjukkan bagaimana teknologi yang sebenarnya diciptakan untuk mempermudah kehidupan manusia justru menjadikannya semakin rumit karena telah menggerus power dari koneksi sosial di alam nyata.

Yap, itu kekuatan utama Disconnect, cara ia menggambarkan kesalahan yang diberikan teknologi pada lingkup social terasa menarik, menjadikan penontonnya ikut merasakan bagaimana karakter terasa nyata, kondisi miris dari manusia jaman sekarang yang lebih sibuk bermain dengan layar gadget miliknya, memposting pikiran mereka, chatting dengan klien, hingga bermain poker yang sekarang dilakukan secara online dengan pembelian chip dilakukan via credit card. Ini yang menjadikan Disconnect lebih tampak sebagai sebuah kritik tajam yang implisit namun sangat efektif terhadap teknologi digital modern yang menjadi trend utama saat ini, ketimbang menjadi kisah thriller tensi tinggi.

Hal tersebut pula yang menjadikan film ini terasa segmented, dan akan menciptakan penilaian yang terpecah pada dua sudut pandang. Hal utama yang menentukan nilai yang ia peroleh sangat tergantung pada perspektif penonton pada kisah yang ia tawarkan, apakah mereka mengharapkan Disconnect akan mampu menjadi sebuah petualangan thriller dengan memberikan konklusi tingkat tinggi, atau justru menjadikan penggambaran dari dampak pesan yang ia bawa sebagai kepuasan utama. Ada banyak momen yang mampu menghadirkan tamparan kecil dalam upaya menyadarkan para penontonnya dampak negatif dari kebebasan berinternet, namun beberapa nilai minus juga hadir yang tercipta akibat keputusan yang ia ambil sejak awal.

Menggunakan modus Crashscript yang sedikit di kemas dengan gaya kamera dokumenter ini sebenarnya tidak buruk. Kredit layak diberikan kepada Andrew Stern, menciptakan tiga kisah yang at least mampu berdiri sejajar tanpa saling menghancurkan, punya efektifitas yang cukup tinggi dalam menyampaikan tujuan utama mereka, dan sanggup menarik atensi penonton untuk menaruh perhatian serta melakukan observasi pada karakter yang mereka miliki. Henry Alex Rubin juga mampu menjadikan materi yang ia miliki tampil fokus, dengan tensi cerita yang stabil, disertai permainan visual yang inovatif, chat ala pesan instan yang menarik dan mampu mewarnai tensi cerita dan fokus penonton.

Sayangnya, ketika pondasi telah terbangun kokoh, Disconnect justru tampak bingung. Ini lebih kepada proses pengamatan dampak negatif yang dihasilkan internet, berlandaskan kurangnya komunikasi di dunia nyata akibat teknologi sebagai senjata utama, dengan bumbu hubungan orang tua dan anak, serta suami istri. Gaya indie yang begitu kental mungkin yang akan menyebabkan Disconnect sulit untuk menarik bagi beberapa orang.

Jason Bateman adalah bintang utama dari divisi akting, dengan keberhasilan utama terletak pada kemampuannya dalam menjadikan karakter yang ia miliki tidak membuat anda melihat ia sebagai aktor komedi, serta membangun koneksi dari konflik dengan keluarganya. Riseborough dan Thieriot sanggup membangun chemistry yang mumpuni, menopang cerita hanya di pundak mereka tanpa kontribusi besar pemeran lain, hal yang tidak dimiliki Alexander SkarsgÃ¥rd dan Paula Patton, kerap kali datar, dan menjadikan kisah yang mereka punya menjadi yang terlemah dibandingkan dua lainnya.



Overall, Disconnect adalah film yang cukup memuaskan. Ini bukanlah film yang berhasil menyajikan sebuah tontonan thriller yang sempurna, namun mampu menghadirkan sebuah kesempurnaan pada kemampuan ia menyadarkan kembali penontonnya pada bahaya yang diciptakan teknologi. Cara ia dikemas mungkin tampak biasa, namun pesan utamanya punya power untuk berhasil tinggal di pikiran anda dalam waktu lama. Ada sebuah adegan nudity skala kecil, namun film ini masih sangat layak ditonton orang tua bersama anak mereka, karena ini paket yang efektif menggambarkan dampak dari cyber crime.


Your New Life Begin at Campus


Telkom University

Kampus adalah tempat kaderisasi calon-calon pemimpin bangsa dimasa depan.Sudah sering disebutkan bahwa kampus adalah miniatur masyarakat dan itu memang tepat. Cerminan masyarakat di masa yang akan datang bisa dilihat dari kondisi kampus. Dan yaaa Telkom University adalah kampusku.

Kalian pasti ngerasain kan beda banget kuliah sama sekolah. Seakan semua itu berubah dan kita juga harus merubah kebiasaan kita. Nah disini aku ingin berbagi kehidupan perkuliahan aku sekarang.
Kita mulai dari proses pendaftaran ya. Kalian percaya ga? aku tes untuk masuk ke Tel-U sebanyak 3 kali, UTG 1, UTG 2, dan yang terakhir CBT. Kenapa nyampe kaya gitu? Soalnya aku ingin banget masuk MBTI. Dan aku ga keterima terus, padahal sumbangannya udah gede banget. Pertama aku keterima di pilihan kedua yaitu Ilmu Komunikasi. Kedua aku keterima di pilihan ketiga yaitu Desain Interior. Yang terakhir aku keterima di Ilmu Komunikasi (lagi) dan yaaa disinilah aku sekarang di S1 Ilmu Komunikasi kelas KM 39-05. Aku udah ikhlas kok dan aku  percaya ini yang terbaik buat aku karena ini rencana Alloh yang udah Alloh atur sebaik mungkin buat aku. Awalnya sih ga terima, tapi sekarang aku udah ngerasain hikmahnya.

Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Oh iya, aku mau membandingkan keseharian kita waktu sekolah dan sekarang di dunia perkuliahan.
Inget ga, dulu waktu SMA kita harus bangun jam 5 untuk siap-siap sekolah, karena jam 7 kita udah harus stay di kelas. Tapi sekarang kalo kuliah kita masih bisa santai di pagi hari, kecuali ada kelas pagi. Jam pulangnya pun ga menentu. Nah, karena jadwalnya yang tidak menentu kita harus bisa mengatur waktu lebih bijaksana. 

Terus kalian sadar ga, kenapa anak-anak SMA sekarang mungil-mungil? Soalnya bawaan di tasnya itu terlalu banyak. Tapi yang aku rasakan sekarang kalo kuliah tidak perlu membawa banyak barang, cukup binder saja atau ditambah dengan laptop/notebook.

Dari segi kegiatan, semasa SMA kita hanya bisa berorganisasi yang diwadahi oleh OSIS/MPK. Tapi kalau di perkuliahan banyak sekali organisasi yang bisa kita ikuti untuk melatih kemampuan kita berbicara, bersosialisasi, mengungkapkan pendapat, dan berpikir kritis. Jadi kita bisa lebih mengexplore bakat dan minat kita. 

Kemudian dari segi sosial, di universitas itu akan ditemui berbagai macam suku, ras, budaya, bahasa. Dari Sabang sampai Merauke berkumpul di satu tempat.  Jadi kita harus bisa memahami orang lain dan menghargai perbedaan yang terjadi. Kalo di SMA kita akan lebih banyak persamaan budaya, kebiasaan, dan bahasa. Jadi lebih sedikit kemungkinan terjadi perselisihan atau kesalahpahaman.

Cara pembelajarannya pun berbeda. Di perkuliahan kita harus lebih aktif karena dosen hanya menjelaskan materi secara garis besarnya saja. Kita sebagai mahasiswa harus bisa mencari materi lebih lengkap untuk pemahaman mendalam. Kalo kita hanya mengandalkan materi dari dosen, maka ilmu kita tidak akan berkembang.

Nah, ternyata banyak sekali kan perbedaan sewaktu kita SMA dan sekarang kita kuliah. Perbedaan itu memaksa kita untuk lebih dewasa. I hope you will be the success one.
Amiiinnnnn!!! Good luck guys!

“FAMILY” Where Life Begins and Love Never Ends



Hi guys! I came back with new story nih!
Setelah aku menceritakan masa kecilku, now I will tell you about my amazing family.

Ayahku as My Hero namanya Suparno, beliau Suku Jawa Asli. Ayah lahir di Magelang tanggal 12 Juli 1962. Ayah seorang tentara angkatan darat. Ayah aku ganteng dan baaaaiiiiikkkk banget tiada tara. Meskipun ayah tentara, tapi ayah ga pernah kasar sama keluarganya sama sekali. Ga pernah marah, paling nasehatin kalo anaknya ngelakuin kesalahan. Ayah tuh sabarnya unlimited. Aku berdoa sama Alloh aku dijodohkan dengan lelaki kaya ayah. Amiiiinnn!!
My Hero
 Next, Ibuku as My Angel namanya Dwi Purniati. Ibu lahir di Bogor pada tanggal 22 September 1970. Ibuku seorang guru Matematika di sebuah SMP di Cimahi. Aku mau ngasih tau kalian betapa “incredible”nya beliau, tapi aku ga sanggup. Yang ada ntar aku malah nangis dan post ini gaakan beres. Pokoknya ibu tuh malaikat yang Alloh kasih buat aku. I want to be like her for my children later. 
My Angel
 Ayah dan ibu menikah pada tanggal 1 Juli 1992 dan dikaruniai 4 orang anak.
Mba Ica | Mas Bonggo | Qori | Indah
 Anak pertama diberi nama Annisa Utami. I called her “mba”. Mba lahir di Bogor pada tanggal 31 Mei 1993, jadi sekarang umurnya sudah 22 tahun. Kemarin pada bulan Agustus dia baru saja wisuda di Telkom University dengan gelar Sarjana Sistem Informasi. Sekarang dia lagi sibuk di rumah bantuin ibu dan lagi menekuni hobi dia yaitu menjahit. Mba sangat ingin punya Butik. Mba Ica itu dari segi penampilan beda jauh banget sama aku. Dia berkulit putih bermata sipit. Beda dengan dengan kulit sawo dan mata bulat. Waktu aku tanyakan ke ibu “Bu, kenapa sih mba putih dan sipit?” kata Ibu “iya, soalnya ibu waktu hamil mba sebel banget sama nci-nci Cina. Jadi aja gitu”. Terus aku bertanya lagi “lah terus pas hamil aku ibu sebel sama siapa?” ibu menjawab “sebel sama Om Jari” (Fyi: Om Jari itu temen ibu dengan kulit sawo matang). Dan aku cuma bisa berkata “oh! Okey fine”

Lanjut yuk ke anak kedua. Namanya Bonggo Dwi Cahyo. I called him “mas”. Mas lahir di Bogor pada tanggal 19 Desember 1994, so now he is 20 years old. Sekarang mas Bonggo masih kuliah di Telkom University jurusan MBTI semester 5. Dia seneng banget sama dunia fotografi. Kalo punya uang pasti aja dibeliin alat-alat buat motret. Terus sekarang dia lagi gencar-gencarnya nyari job, katanya sih ngumpulin uang for his future. Dia anak laki-laki satu-satunya, jadi dia laki-laki terganteng kedua di dunia ini setelah My Hero. 

Aku anak ketiganya. Gausah diceritain lah yah, you know me so well hehehe

Langsung ke anak keempat, Si Bungsu namanya Indah Amallia Rizki. Dia lahir di Cimahi pada tanggal 16 April 2002. Jadi aku sama indah itu sebenernya kembaran, tapi beda 5 tahun. Dia sekarang kelas 2 SMP. Meskipun kita beda 5 tahun, tapi sekarang tinggi dan badannya udah sama kaya aku. Bahkan tingginya hamper melebihi aku. Indah itu baik sebenernya, tapi kadang childish nya kambuh kalo keinginannya ga diturutin sama ayah ibu. Kata ayah ibu “maklumin aja lah qor kan dia anak bungsu”. Hhhhmmmm love you deh ndaahhh.

Semua udah aku jelasin yaaa teman-teman. Kesimpulannya, keluarga itu awal dan akhir dan semuanya. Dan cinta yang ada di keluarga itu gaakan ada abis atau batasnya. Menurutku, orang yang benar-benar bahagia bukanlah orang yang dikelilingi oleh uang atau kekayaan duniawi lainnya, melainkan orang yang dikaruniai sebuah keluarga yang harmonis yang selalu ada buat dia dan menuntun dia ke jalan yang benar.

Suparno's Family
 Ini keluargaku. Aku berharap kita bahagia dunia dan akhirat bersama selalu sampai ketemu di Surga nanti. Amiiiiinnnnn!!!